Percayakah kamu pada cinta pandangan pertama?
Pernahkah kamu mengalaminya?
YA. Itulah jawabanku saat pertanyaan ini muncul dibenakku.
Pernahkah kamu mengalaminya?
YA. Itulah jawabanku saat pertanyaan ini muncul dibenakku.
Awalnya,aku sangat tidak percaya akan hal itu. Cinta pada
pandangan pertama? Terkesan konyol bagiku. Bagaimana mungkin,seseorang dapat
jatuh cinta hanya karena bertemu seseorang itu dalam satu waktu? Tapi.. lama
kelamaan,kurasa aku mengalaminya. Aneh dan lucu rasanya.
Cerita bermula disore hari yang cerah,dimana cuaca agak sedikit panas,dan angin hanya bertiup sesekali. Sekolahku sedang mengadakan event pertandingan futsal antar sekolah,dimana tim futsal sekolahku akan melawan salah satu tim futsal sekolah swasta terkemuka dikota ku.
Aku,yang sama sekali tidak mengerti tentang futsal,hanya mengikuti teman-temanku yang turun ke lapangan untuk menonton. Lagipula,sekolahku mengharuskan seluruh siswa untuk turun kelapangan selama event berlangsung. Suasana sangat ramai pada saat itu,mendadak sekolahku yang biasanya senyap,kini penuh dengan teriakan dari siswa sekolahku. Sedangkan aku? Hanya berdiri menatap tim sekolahku dan tim sekolah swasta itu. Mereka tampak sangat siap,dengan mengenakan jersey masing-masing.
“heran ya! Kok ada ya yang mau main futsal dicuaca yang panas seperti ini?” gumamku. Namun,tiba-tiba mataku menangkap salah satu pemain futsal dari tim lawan. Seorang lelaki beretnis Cina yang mampu memfokuskan pandanganku. “siapa dia?” hanya itu yang kupikirkan saat melihatnya. Mata sipit,kulit putih,postur tubuh tinggi dan rambut hitam yang rapi. Aku masih terus memperhatikannya. Berharap bisa mengetahui namanya,tak berapa lama kemudian itu terwujud! aku bisa mengetahui namanya. Aiden. Nama yang bagus,kurasa. Sepanjang futsal itu berlangsung,aku masih memperhatikannya,walau hanya dari samping. Memperhatikan gerak-gerik nya,pandangan matanya yang terus menerus melihat kearah lapangan. Aku berharap dia bisa ikut bermain dilapangan juga. Namun kusadari,posisinya sebagai pemain cadangan,membuatnya hanya bisa duduk diam ditepi lapangan sambil memperhatikan timnya menggiring bola ke gawang lawan.
Sekitar setengah jam,aku menonton pertandingan itu,dan aku masih memperhatikannya. Tapi..apakah dia sadar,bahwa dari tadi aku terus memperhatikannya? Entahlah.. siapa yang tahu akan hal itu? Kecuali Tuhan.
Tanpa kusadari,aku akhirnya terbawa suasana. Begitu banyak siswa disekolahku yang meneriakkan nama-nama pemain,baik dari pemain lawan ataupun pemain dari sekolahku sendiri. Aku pun ikut meneriakkan namamu,tentunya dengan nada lirih dan pandangan kearahmu. Kuharap kau tahu itu..Terlalu malu bagiku,untuk meneriakkan namamu dengan kencang,karena aku hanya secret-admirer mu,yang sedari tadi memperhatikanmu tanpa kau tahu.
Tak terasa,pertandingan itu akan berakhir sebentar lagi. Cuaca mulai dingin,angin tak lagi malu untuk berhembus. Dan kamu belum juga ikut bermain. Aah..Agak pupus rasanya,aku takut tidak bisa melihatmu bermain..Hingga akhirnya,pertandingan itu benar-benar berakhir dan dimenangkan oleh tim futsal sekolahku. Senang dan sedih rasanya. Senang karena tim futsal sekolahku menang,disisi lain juga sedih tidak bisa melihatmu bermain untuk tim sekolahmu. Jadi..tentu saja, kamu harus pulang bersama tim-mu.
Tidak cukup sampai disitu,sebenarnya aku masih ingin melihatmu. Saat aku kembali kekelas pun,pandangan mataku masih tertuju kearahmu,meski aku hanya bisa melihat punggungmu. Aku masih memperhatikan punggungmu yang menjauh..dan semakin menjauh. Hingga punggungmu tidak terlihat lagi dipandangan mataku. Kamu telah berkumpul dan bersiap pulang bersama tim sekolahmu.
Cerita bermula disore hari yang cerah,dimana cuaca agak sedikit panas,dan angin hanya bertiup sesekali. Sekolahku sedang mengadakan event pertandingan futsal antar sekolah,dimana tim futsal sekolahku akan melawan salah satu tim futsal sekolah swasta terkemuka dikota ku.
Aku,yang sama sekali tidak mengerti tentang futsal,hanya mengikuti teman-temanku yang turun ke lapangan untuk menonton. Lagipula,sekolahku mengharuskan seluruh siswa untuk turun kelapangan selama event berlangsung. Suasana sangat ramai pada saat itu,mendadak sekolahku yang biasanya senyap,kini penuh dengan teriakan dari siswa sekolahku. Sedangkan aku? Hanya berdiri menatap tim sekolahku dan tim sekolah swasta itu. Mereka tampak sangat siap,dengan mengenakan jersey masing-masing.
“heran ya! Kok ada ya yang mau main futsal dicuaca yang panas seperti ini?” gumamku. Namun,tiba-tiba mataku menangkap salah satu pemain futsal dari tim lawan. Seorang lelaki beretnis Cina yang mampu memfokuskan pandanganku. “siapa dia?” hanya itu yang kupikirkan saat melihatnya. Mata sipit,kulit putih,postur tubuh tinggi dan rambut hitam yang rapi. Aku masih terus memperhatikannya. Berharap bisa mengetahui namanya,tak berapa lama kemudian itu terwujud! aku bisa mengetahui namanya. Aiden. Nama yang bagus,kurasa. Sepanjang futsal itu berlangsung,aku masih memperhatikannya,walau hanya dari samping. Memperhatikan gerak-gerik nya,pandangan matanya yang terus menerus melihat kearah lapangan. Aku berharap dia bisa ikut bermain dilapangan juga. Namun kusadari,posisinya sebagai pemain cadangan,membuatnya hanya bisa duduk diam ditepi lapangan sambil memperhatikan timnya menggiring bola ke gawang lawan.
Sekitar setengah jam,aku menonton pertandingan itu,dan aku masih memperhatikannya. Tapi..apakah dia sadar,bahwa dari tadi aku terus memperhatikannya? Entahlah.. siapa yang tahu akan hal itu? Kecuali Tuhan.
Tanpa kusadari,aku akhirnya terbawa suasana. Begitu banyak siswa disekolahku yang meneriakkan nama-nama pemain,baik dari pemain lawan ataupun pemain dari sekolahku sendiri. Aku pun ikut meneriakkan namamu,tentunya dengan nada lirih dan pandangan kearahmu. Kuharap kau tahu itu..Terlalu malu bagiku,untuk meneriakkan namamu dengan kencang,karena aku hanya secret-admirer mu,yang sedari tadi memperhatikanmu tanpa kau tahu.
Tak terasa,pertandingan itu akan berakhir sebentar lagi. Cuaca mulai dingin,angin tak lagi malu untuk berhembus. Dan kamu belum juga ikut bermain. Aah..Agak pupus rasanya,aku takut tidak bisa melihatmu bermain..Hingga akhirnya,pertandingan itu benar-benar berakhir dan dimenangkan oleh tim futsal sekolahku. Senang dan sedih rasanya. Senang karena tim futsal sekolahku menang,disisi lain juga sedih tidak bisa melihatmu bermain untuk tim sekolahmu. Jadi..tentu saja, kamu harus pulang bersama tim-mu.
Tidak cukup sampai disitu,sebenarnya aku masih ingin melihatmu. Saat aku kembali kekelas pun,pandangan mataku masih tertuju kearahmu,meski aku hanya bisa melihat punggungmu. Aku masih memperhatikan punggungmu yang menjauh..dan semakin menjauh. Hingga punggungmu tidak terlihat lagi dipandangan mataku. Kamu telah berkumpul dan bersiap pulang bersama tim sekolahmu.
"Kamu tahu? Ada seseorang yang memperhatikanmu dari jauh,dan jatuh cinta padamu hanya dari pandangan pertama. Itu aku. Selamat tinggal! Kuharap aku bisa bertemu lagi denganmu..” ucapku dalam
hati,sambil memperhatikanmu dari kejauhan. Aiden,akhirnya aku tahu apa itu cinta pada pandangan pertama..