Aku tak tahu,apa lagi yang harusnya kukatakan pada segelintir
kisahku kali ini. Aku tidak mengerti semua akan menjadi seperti ini.Kurasa
semakin aku berbuat baik,semakin itu pula orang-orang disekitarku menjauh.
Mereka menjauh dariku. Hanya beberapa orang yang tetap dipihakku. Yang lain?
Entah kemana.
Aku tahu,aku hanyalah seorang anak perempuan yang lugu dan cukup mudah untuk dibodohi. Aku sadar,aku bukanlah anak yang pintar,aku tahu aku masih banyak belajar. Aku tahu,aku bukanlah manusia yang suci dan tidak berdosa. Aku hanyalah manusia yang tak luput dari dosa. Aku bukanlah selembar kertas putih yang baru. Aku hanyalah selembar kertas putih yang buram,yang tidak seputih yang dulu dan tidak semulus yang dulu. Tapi,aku berusaha untuk mengembalikannya menjadi rapi,dan mulus.
Kupikir,semua itu dapat kulakukan dengan sangat mudah. Tapi,fakta berbanding terbalik dengan angan-angan. Hal itu tidak semudah membalikkan telapak tangan.
Apakah kalian tahu,kertas itu berasal dari pohon. Lebih tepatnya kayu pohon. Aku,sebagai kertas putih yang buram dan kusut,aku telah kehilangan pohon itu. Pohon itu sudah mati karena umurnya,mungkin Tuhan telah mentakdirkan pohon itu untuk mati,karena dengan pohon 1 itu mati,pohon-pohon yang lain akan tumbuh lebih subur. Aku tidak mengerti tentang rencana Tuhan. Pohon itu,kini mati. Pohon itu sudah pergi. Pergi jauuuuuuh sekali. Mungkin,kehidupan pohon itu disana akan lebih nyaman.
Ditempat bekas bernaungnya itu,tumbuhlah pohon kedua. Pohon ini memang tumbuh lebih cepat daripada pohon pertama,tapi karena pohon ini tumbuh dengan bantuan manusia,pohon ini tumbuh melalui perpindah tangan-an manusia. Seorang manusia,telah memindahkan pohon ini ditempat pohon pertama itu bernaung. Kupikir,pohon ini akan sama dengan pohon sebelumnya. Tapi,aku salah. Pohon ini jauh berbeda. Sama seperti caraku mengubah sifatku. Kupikir itu akan berjalan lancar dan mudah,namun aku salah. Yah,semua tidak semudah membalikkan telapak tangan.
Kini,baru kusadari tidak mudah mengerti tentang pohon kedua ini. Pohon kedua ini adalah proses dari perpindah tangan-an oleh seorang manusia. Aku tidak bisa bersikap semauku dihadapan pohon kedua ini. Pohon pertama,mungkin kau bisa mengerti aku sepenuhnya. Karena aku,berasal dari tubuhmu. Tapi,pohon kedua aku tidak bisa bersikap semauku didepanmu. Aku harus menjaga sifat-sifatku untuk tidak membuatmu terjatuh,tapi aku sulit melakukan itu. Aku bukanlah bagian dari tubuhmu! Aku tidak bisa mengerti kau,sepenuhnya. Sulit bagiku,untuk mengertimu sepenuhnya. Sepenuh aku mengerti pohon pertama. Kau bukanlah pohon pertamaku,kau hanya pohon kedua untukku. Aku merasa,seperti orang lain dengan mu. Rasanya seperti bertemu dengan teman baru. Mencoba mengerti orang baru dan menjaga sikap dan sifatku. Aku merasa,aku harus mengerti semua hal dari 0.
Mungkin kau terkejut dengan sikap ku beberapa hari lalu,namun itulah aku. Aku yang kini menjadi anak tiri mu. Jangan kau terkejut dengan kejutan-kejutan dariku. Itulah aku. Aku bukan lahir dari rahim-mu dan kau bukan orang yang melahirkanku. Kurasa,kita memang harus saling mengerti satu-sama-lain. Inilah aku,anak tirimu yang egois dan keras kepala.
Aku tahu,aku hanyalah seorang anak perempuan yang lugu dan cukup mudah untuk dibodohi. Aku sadar,aku bukanlah anak yang pintar,aku tahu aku masih banyak belajar. Aku tahu,aku bukanlah manusia yang suci dan tidak berdosa. Aku hanyalah manusia yang tak luput dari dosa. Aku bukanlah selembar kertas putih yang baru. Aku hanyalah selembar kertas putih yang buram,yang tidak seputih yang dulu dan tidak semulus yang dulu. Tapi,aku berusaha untuk mengembalikannya menjadi rapi,dan mulus.
Kupikir,semua itu dapat kulakukan dengan sangat mudah. Tapi,fakta berbanding terbalik dengan angan-angan. Hal itu tidak semudah membalikkan telapak tangan.
Apakah kalian tahu,kertas itu berasal dari pohon. Lebih tepatnya kayu pohon. Aku,sebagai kertas putih yang buram dan kusut,aku telah kehilangan pohon itu. Pohon itu sudah mati karena umurnya,mungkin Tuhan telah mentakdirkan pohon itu untuk mati,karena dengan pohon 1 itu mati,pohon-pohon yang lain akan tumbuh lebih subur. Aku tidak mengerti tentang rencana Tuhan. Pohon itu,kini mati. Pohon itu sudah pergi. Pergi jauuuuuuh sekali. Mungkin,kehidupan pohon itu disana akan lebih nyaman.
Ditempat bekas bernaungnya itu,tumbuhlah pohon kedua. Pohon ini memang tumbuh lebih cepat daripada pohon pertama,tapi karena pohon ini tumbuh dengan bantuan manusia,pohon ini tumbuh melalui perpindah tangan-an manusia. Seorang manusia,telah memindahkan pohon ini ditempat pohon pertama itu bernaung. Kupikir,pohon ini akan sama dengan pohon sebelumnya. Tapi,aku salah. Pohon ini jauh berbeda. Sama seperti caraku mengubah sifatku. Kupikir itu akan berjalan lancar dan mudah,namun aku salah. Yah,semua tidak semudah membalikkan telapak tangan.
Kini,baru kusadari tidak mudah mengerti tentang pohon kedua ini. Pohon kedua ini adalah proses dari perpindah tangan-an oleh seorang manusia. Aku tidak bisa bersikap semauku dihadapan pohon kedua ini. Pohon pertama,mungkin kau bisa mengerti aku sepenuhnya. Karena aku,berasal dari tubuhmu. Tapi,pohon kedua aku tidak bisa bersikap semauku didepanmu. Aku harus menjaga sifat-sifatku untuk tidak membuatmu terjatuh,tapi aku sulit melakukan itu. Aku bukanlah bagian dari tubuhmu! Aku tidak bisa mengerti kau,sepenuhnya. Sulit bagiku,untuk mengertimu sepenuhnya. Sepenuh aku mengerti pohon pertama. Kau bukanlah pohon pertamaku,kau hanya pohon kedua untukku. Aku merasa,seperti orang lain dengan mu. Rasanya seperti bertemu dengan teman baru. Mencoba mengerti orang baru dan menjaga sikap dan sifatku. Aku merasa,aku harus mengerti semua hal dari 0.
Mungkin kau terkejut dengan sikap ku beberapa hari lalu,namun itulah aku. Aku yang kini menjadi anak tiri mu. Jangan kau terkejut dengan kejutan-kejutan dariku. Itulah aku. Aku bukan lahir dari rahim-mu dan kau bukan orang yang melahirkanku. Kurasa,kita memang harus saling mengerti satu-sama-lain. Inilah aku,anak tirimu yang egois dan keras kepala.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar