Jumat, 02 November 2012

Untukmu,Selamanya


‘Ahhh…hmmm.. pegal sekali hari ini!’ kataku sambil merentangkan kedua tanganku,dan mengayamnya kedepan. Otot-otot ku menjadi lemas kembali,setelah menjadi kaku seperti robot selama 8 jam didepan meja kerja.
Krutuk..krutuk ‘aaaaah!’ lega rasanya,kataku sambil memegangi punggungku. Tulang punggungku,berbunyi begitu keras saat aku membalikkan tubuhku kesamping. Ya! Pekerjaan di kantor,memang rutinitasku sehari-hari. Sejak aku lulus kuliah 2 tahun lalu,aku bekerja di perusahaan yang berkelas Internasional,dengan nama Gingerbread company. Perusahaan ini adalah perusahaan yang bergerak dibidang pembangunan wilayah perkotaan,dan sebagai arsitek,aku turut serta dalam perusahaan ini.
‘Excuse me Shopie,have you prepare your task for tomorrow?’ Sir Alfred mengejutkanku. Zzpp.. rasanya darahku yang alirannya tadi lancar,menjadi berhenti. Hh..bapak tua ini mengejutkan saja!
‘yes sir. It’s already done. It’s ready for tomorrow.’ Ujarku santai,sambil menunjukkan hasil rancanganku kepadanya
‘Good job,Shopie!’ Kata Sir Alfred,diiringi dengan senyum puasnya yang menunjukkan rasa puas terhadapku,dan lihatlah beliau juga mengancungkan kedua jempolnya untukku. Ohh..betapa bahagianya aku!
Sir Alfred Buckinson adalah bosku. Dia adalah pria perawakan gemuk,tinggi,yang memiliki kumis dan janggut yang tipis. Dari namanya,dia terlihat seperti orang luar negeri. Ya! Memang benar,Sir Alfred memang orang luar negeri,beliau adalah pria berdarah Inggris yang memiliki kemampuan intelegensi yang tinggi. Beliau adalah salah satu tokoh yang aku kagumi karena tingkat ke-intelegensian yang dimilikinya. Beliau benar-benar hebat!
‘Opi,kau akan pulang atau menginap disini?’ Canda temanku,Karin.
‘Haha..tentu saja pulang. Aku bukan satpam 24 jam disini,aku tak akan mau menginap disini,Karin’ Candaku dengannya
‘Hahaha.. dari arsitek muda ke satpam perempuan 24 jam! Ada-ada saja!’ Kata Karin
Karin. Karina Bestari. Ia adalah salah satu temanku juga disini,hanya saja pekerjaan kami berbeda,dia bekerja sebagai Insinyur untuk rancangan perkotaan. Seperti biasa,Karin dan aku selalu pulang bersama,tapi bersama hanya diteras kantor,Karin selalu punya orang untuk diajak pergi dan pulang bersama,dan dia adalah pacarnya sendiri. Tristan Ernaldi. Insinyur Tekhnik Mesin. Sedangkan aku,aku memang memiliki sebuah mobil jazz berwarna merah muda,yang sering kupanggil,Barbara. Tapi aku mengendarainya sendirian,tidak seperti Tristan yang bersama Karin.
‘Opi,aku akan pulang bersama Tristan. Sampai bertemu besok!’ Kata Karin seraya masuk kedalam sedan silvernya itu.
‘tin!’ Tristan membunyikan klakson mobilnya kearahku,hanya sebagai tanda ‘dah!’
‘daaah..’ aku hanya bisa melambaikan tangan dari kejauhan,dan mereka langsung melaju kencang dan menghilang dibalik kerumunan jalan raya Metropolitan
‘Ayo,Barbara!’ Ujarku kepada mobilku,sambil mengeluarkan kunci mobil ku
‘bip..bip..’ Barbara seolah menyahut kepadaku ‘ayo kita pergi!’
Aku langsung masuk kedalam mobilku,dan mulai men-starternya,
brrrrmmm…begitulah celoteh Barbara jika ia sudah siap untuk pergi,aku mulai semangat untuk pulang kerumah dan menyegarkan diri,mandi,bersantai,menonton acara kesukaanku,dan tidur sudah terbayang-bayang dianganku. Aku semakin bersemangat untuk pulang. Aku mulai menekan gasnya dan bersiap untuk menekan koplingnya,tapi tiba-tiba…
krskrkskskrskksrksk…kenapa dengan Barbara? Apa dia sakit? Barbara,mobil ku ini seperti terdengar orang batuk. Aku mencoba menyalankannya lagi,mulai memencet gas dan akan berpindah ke-kopling tapi,mobilku ini masih saja terbatuk-batuk.
‘Oke! Sepertinya ada komponen dari Barbara yang rusak atau tidak licin. Sepertinya aku harus men-servicenya’ gumamku. Tapi aku berfikir lagi,adakah service mobil malam-malam begini? Ini sudah jam 8. Kurasa,semua tempat reparasi sudah tutup. Dan,apa yang harus aku lakukan jika begini? Naik bis? Apakah ada bis pukul 8 malam?
‘Barbara,kenapa kau harus sakit?’ celotehku pada mobilku yang satu ini sambil mengelus-elus permukaan setirnya.
Braak! Aku membanting pintu mobil ku ini,sepertinya Barbara harus kutinggal disini. Dan aku harus berjalan kaki untuk sampai kerumah malam ini. Kulirik lagi diarloji ku,ini sudah jam 8 malam. Perjalanan dari rumah sepertinya tak akan berlangsung lama,karena jarak dari kantor kerumah hanya sekitar 2,5 KM,memang perjalanan yang cukup jauh,tapi sepertinya Jakarta masih ramai,kalau begitu perjalanan tak akan terasa begitu lama.
‘Oke Barbara,sepertinya aku harus meninggalkanmu malam ini disini. Dan berhubung kau agak sakit,aku akan membawamu besok ke tukang reparasi. Hmmm..aku akan berjalan kaki hari ini. Sampai jumpa besok Barbara!’ Ucapku lirih pada mobil kesayanganku satu ini. Aku langsung meninggalkan Barbara disitu,tak lupa memasukkan kuncinya kedalam tas Birkinku.
‘Hmmm..segarnya udara malam ini’ gumamku sambil menghirup udara segar malam di Metropolitan. Aku terus berjalan disepanjang pinggir jalan kota Metropolitan dalam suasana malamnya yang begitu gemerlap,ramai dan macet yang menggema.
Hari ini memang hari Senin,namun kegiatan perkencanan atau hanya sekedar antar-mengantar pacar ke rumah terus berlanjut. Rumah-rumah mewah yang berbaris rapi disepanjang jalan,selalu diwarnai dengan indahnya cerita cinta yang terukir dengan indahnya. Sang Romeo yang mengantar Si Juliet dengan mobil mewahnya,segala untaian kata-kata manis,seulas senyuman indah dari Si Juliet sedang dilontarkannya untuk Sang Romeo yang mengantarnya pulang itu. Aku melintasi,sebuah rumah bernuansa hijau dipinggir jalan,tanpa sengaja aku mendengar ada 2 sejoli yang sedang merajut cinta dikeindahan malam ini
‘Terima kasih atas antarannya. Aku sangat senang malam ini’ Ujar Si Juliet
‘Sama-sama,Atikah. Itu tak masalah bagiku. Bagiku kau adalah segalanya,segalanya akan kulakukan untukmu.’ Ujar Si Romeo
Mendengarnya,aku hanya menggeleng-gelengkan kepala,bualan yang sangat besar dan seperti terdengar murahan. Bagiku kau adalah segalanya,segalanya akan kulakukan untukmu. Terlalu berlebihan untuk seorang Romeo.
‘Haha..anak zaman sekarang!’ gumamku sambil menggelengkan kepala
Ada banyak kisah cinta yang kutemui malam ini,salah satunya itu tadi. Romeo yang pembual. Mungkin itu julukan yang tepat untuk pria yang tadi. Membual kesana kemari,menebarkan pesonanya seolah ia merasa sebagai lelaki paling tampan sedunia,mengonta-ganti pacarnya,memiliki mantan disegala penjuru negeri,ya! Itulah mungkin yang bisa kusimpulkan dari semua pengalaman kisah cintaku yang cukup menyedihkan selama aku SMA,hingga akhirnya aku memutuskan untuk fokus dan berkecipung didunia perancangan bangunan ini. Aku sangat ingat dengan mantan-mantanku yang waktu itu memutuskanku di SMA. Ada Si Johnny,pacar pertama ku yang berpindah hati ke gadis kelas percepatan,Aylin. Dan ada juga David yang terlalu pemalu,Harry yang senang berselingkuh dan lainnya.
Terakhir aku berpacaran dengan Charles,pria Amerika yang kukenal selagi aku menempuh S2 di Oxford University,Charles merupakan kenangan termanis yang pernah kumiliki. Dia begitu baik,penuh pengertian,dan karakternya yang begitu hangat. Kami sudah berpacaran selama 1 tahun penuh,waktu itu hubungan kami baik-baik saja,tidak ada masalah,ataupun tingkah Charles yang mencurigakan,tapi sejak aku lulus dari Oxford University,dan aku harus kembali ke-Indonesia kami menjalani hubungan jarak jauh,atau yang lebih dikenal dengan Long Distance Relationship (LDR),hubungan itu tidak bertahan lama,2 minggu kami berhubungan jarak jauh,segala tekhnologi,mulai dari selalu berkirim e-mail,ber-video chat atau Skype telah dikerahkan,namun Charles yang tidak tahan berhubungan seperti itu,akhirnya memutuskan untuk menjalani hari-hari kami masing-masing. Kami putus di-bulan Januari,seperti lagunya Gleen Fredly ‘Januari’
Sekarang,tak ada lagi Charles yang selalu ada untukku.
‘Charles,Charles,Charles,aku merindukanmu.’ Gumamku dalam hati.
Akhirnya setelah menyusuri jalan Jakarta yang panjang,melelahkan,akhirnya aku sampai didepan jalan dirumahku.
‘aaah! Akhirnya sampai juga!’ ujarku lega,mataku membesar ketika melihat rumah minimalis yang dihiasi dengan berwarna-warni tanaman yang sedang bermekaran. Pembantuku menyambutku dengan ramah
‘Ehh..Non Opi sudah pulang. Ayo non,monggo masuk dulu. Ada bapak dan ibu Non Opi didalem.’ Ujar Bi Sumi,pembantuku
‘hha? Ada ayah dan ibu didalam? Kapan mereka datang?’ gumamku terheran-heran
Aku langsung melangkahkan kakiku masuk,menaruh sepasang pantofel cokelatku disudut pintu
‘assalamualaikum…’ ucapku. Tapi tak ada tanda-tanda Ayah dan Ibu ku akan datang,kemana mereka? Apakah Bi Sumi hanya berbohong padaku
‘wa’alaikumsalam..opiiii!!’ Ibu menyambutku dengan ramah
‘ibuuuu!’ aku langsung memeluk ibuku dengan erat. Dan mencium tangan kedua orangtua ku juga. Aku sangat merindukan mereka
‘Opi,kenapa kamu pulangnya malam sekali?’ Tanya Ayahku
‘Iya yah,tadi mobil Opi ada yang rusak,jadi Opi tinggal dikantor. Opi tadi jalan kaki yah.’ Kataku
‘apa? Uhuukk.. jalan kaki pi?’ Kata Ibu dengan nada yang agak terkejut
‘iya bu. Opi tadi jalan kaki.’ Kataku manja
‘Ibu dan Ayah,tadi kapan datangnya?’
‘Ohh,tadi Ibu dan Ayah dianter oleh Paman kamu. Ibu kangen sama kamu,pii.’
‘Iya,ayah juga kangen sama kamu’ sambung Ayah
Aku merasa sangat senang dengan kehadiran Ayah dan Ibu ku dirumahku,dan malah aku sangat bersyukur kepada Tuhan karena,orangtua ku selalu perhatian kepadaku.
‘Iya yah,bu. Opi juga kangen dengan Ayah sama Ibu’ kataku
Kehadiran Ayah dan Ibu pada malam ini,tidak lagi membuat hidupku suram atau merasa kesepian karena cinta. Aku sekarang sadar,walaupun aku belum bisa menemukan pelabuhan cintaku,tapi aku sekarang merasa lebih beruntung,karena aku dikelilingi oleh rasa cinta dan kasih sayang dari kedua orangtua ku ini yang tak akan pernah pudar,dan tak akan pernah hilang walau zaman terus berganti. Kehilangan cinta dari sang kekasih itu biasa,tapi kehilangan cinta dari kedua orang tua itu luar biasa. Maka,sebaiknya hargailah kedua orangtuamu itu. Cinta mereka tulus,tak mengenal pamrih dan sepanjang masa. Terima kasih untuk rasa cinta kasih yang tak pernah habisnya,Ayah,Ibu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar