Aku heran,bingung sekaligus sedih. Kebimbangan itu menjadi satu dan menjadi suatu efek yaitu GALAU. Ya! kurasa aku sedang galau. Masalahnya? Mudah dan sederhana.
Semua dimulai di sore ini,ketika aku pulang sekolah. Aku mengempaskan diriku di atas kasur ku. Rumahku terasa.. yah! sepi. Seperti biasanya. Sepi,tenang dan hening. Keheningan itu membuatku terpikir tentang sesuatu. Sesuatu tentang diriku. Tentang bakat ku. Dan tentang darah ku.
Ntah darimana aku dapat memikirkan hal ini. Yang jelas,hal ini datang dengan sendirinya diotakku. Aku hanya berpikir,aku tak memiliki kemampuan yang cukup dalam bidang seni. Padahal,kakek telah menuruni anak-anak dan cucu-cucunya darah seni. Yaah,kuakui semua kakak sepupu dan adik sepupuku pandai menyanyi,bermain alat musik bahkan menggambar. Seluruh tante dan oom ku pun begitu. Mereka pandai menyanyi,dan bermain alat musik,khususnya keyboard. Dan aku membandingkan dengan diriku sendiri,aku bukan lah gadis yang mahir dalam memainkan tuts keyboard,aku masih belum mengerti jarak dari nada-ke-nada,aku juga bukan gadis yang pandai menyanyi,bernyanyi di depan umum saja aku malu,oom ku bisa bermain terompet,keyboard dan bisa menyanyi dengan baik,kakek-ku bisa mengarang lagu,bernyanyi dan memainkan alat musik,nenekku,tante,dan kakak-kakak sepupu juga begitu. Mereka bisa bernyanyi,memainkan alat musik. SEDANGKAN AKU??? Itulah pertanyaan yang ada dibenakku dari tadi.
Dan pada akhirnya aku memutuskan untuk mempelajarinya. Gitar ada di sisi ku. Aku mencoba memainkannya,jari-jariku hanya menahan senar-senar yang kumau. Aku bahkan tidak tahu,kunci apa yang kumainkan. Apakah A,G,C dll,aku hanya mengingat-ingat tangan orang yang sering memainkan gitar,padahal aku tidak tahu sama sekali kunci apa yang mereka mainkan.
Lanjut! Akhirnya,ayahku datang,dengan maksud membenarkan senar-senar gitar ku dan mencoba memasang 1 senar yang lepas,gitar itupun berpindah ketangan ayahku. Tak lama kemudian,karena besok ada pelajaran seni dan akan mengambil nilai untuk membidik nada,aku mencoba mengambil buku catatan seni ku,dan berhubung oom ku ada dirumah aku memintanya untuk mengajariku membidik nada. Begitu keyboard dihidupkan,aku mulai belajar. Belajar memainkan tuts-tuts itu,menghitung tuts dari A-G,membidik nada dll. Ternyata bermain keyboard tak semudah yang kupikirkan. ._.
Aku terus memainkan keyboard itu,maghrib pun aku masih asyik memainkannya. Sepupuku sudah mengingatkan ku untuk mandi dulu,tapi aku tetap asyik memainkan tuts-tuts itu. Nenekku yang sudah geram dengan ku,berkata 'yosudahlah,terserahlah dio!' aku,yang terbiasa dengan omongan itu,tidak menghiraukannya. Aku terus memainkan tuts-tuts itu. Ini seperti sebuah game,dimana aku harus bertahan dari kecaman-kecaman orang. Awalnya,aku tertolong karena oom ku melindungiku saat nenek mulai memarahiku,oom ku dengan santainya berkata 'biarlah bu,dio nak maen dulu. Dio ado tugas buat sekolahnyo.' Mendengar jawaban santun itu,nenekku melemah. Tapi,kurasa pertolongan itu habis saat oom ku pulang. Nenekku yang marah dengan ku,akhirnya melampiaskannya kepadaku.
'Berentilah pulok maen keyboard tuh! Dak bagus idak,maenan kau tuh!' Aaah! Itu terasa sangat menusuk. Impianku untuk sama dengan keluarga ku yang lain,terasa hilang. Aku down. Maka,dengan kondisi lemas,aku langsung mematikan keyboard itu,dan berlari masuk kekamar mandi dan segera solat.
Aku mencoba menceritakan masalah ini,kepada teman ku dan senior ku,yaa! Alhamdulillah,mereka merespect-ku. 2 dari mereka memberiku nasihat,bahwa aku harus menjadikannya sebuah motivasi. Yaah! Mungkin aku akan menjadikannya motivasi. Terima kasih sarannya kak. Oh ya,ini untuk nenek ku tersayang.
Untuk nenek,
Mungkin aku bukanlah cucu nenek yang paling pintar,paling baik,paling mandiri. Mungkin aku cucu nenek paling bodoh,paling buruk,dan paling manja. Kuakui,aku memang masih 'anak mami-anak papi' tapi,bagaimanapun juga aku akan berusaha menjadi cucu nenek yang paling baik,dan bisa mandiri.
Kakak sayang nenek
Hahahaaha,mungkin kalian lucu membaca ini,tertawa,geli dsb,tapi itu tak jadi masalah bagiku. Ini hanya lah sebuah cerita kecilku. Omongan pedas penuh motivasi :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar