Jangan mengaku pecinta kuliner jika nggak kenal dengan makanan sendiri. Pasalnya, Indonesia punya banyak macam menu hidangan yang bisa bikin lidah bergoyang saking enaknya. Mulai dari rasa yang manis sampai pedas menggelitik perut. Yuk, kita coba satu persatu beberapa menu khas dari berbagai daerah di Indonesia ini.
Bika Ambon dari Medan
Mendengar nama kue manis yang satu ini pasti langsung mengira asalnya dari Pulau Maluku. Ternyata, salah besar. Bika Ambon justru berasal dari daerah Medan, Sumatera Utara. Bila kita berjalan-jalan di daerah Jalan Mojopahit, Medan, kita akan bertemu sekitar 40 toko penjual kue berwarna kuning ini. Konon, nama ‘Ambon’ berasal dari awal tempat produksi kue ini, yakni Jalan Ambon. Kemudian penyebutan ini berlangsung hingga sekarang.
Panada dari Manado
Sekilas, tampilannya tampak seperti pastel isi yang biasa dijual di kantin-kantin sekolah. Tapi, kalau kita menggigit Panada, pasti langsung tahu letak perbedaannya. Kue khas Manado, Sulawesi Utara ini punya tekstur yang menyerupai roti goreng. Isiannya pun berupa daging Ikan Cakalang dengan bumbu Panpis (bumbu pedas khas Manado). Menurut cerita, kue ini berasal dari Bangsa Spanyol dan Portugis yang sempat menjajah bagian timur Indonesia. Kata Panada sendiri berasal dari kata “empanada’ yang berarti isian makanan yang dibungkus roti.
Serabi dari Solo
Serabi yang satu ini beda penampilan dan rasa dengan Serabi Bandung. Serabi asal Solo, Jawa Tengah biasanya lebih tipis dan punya pinggiran yang kering. Santan dalam adonannya pun mendominasi rasa dari kue manis tersebut. Serabi ini nggak memakai saus gula merah atau santan sebagai pelengkapnya.
Salah satu pembuat Serabi Solo legendaris ada di Jalan Notosuman. Perintisnya adalah pasangan Hoo Geng Hok dan Tan Giok Lan yang membuat kue apem sejak 1923. Karena kuenya banyak disukai, mereka pun berinovasi membuat serabi. Sejak saat itu, Serabi Notosuman menjadi incaran turis yang berkunjung ke Solo.
Pempek dari Palembang
Gorengan yang satu ini punya sejarah yang unik. Menurut cerita rakyat, makanan yang terbuat dari ikan dan sagu ini merupakan ide pria keturunan Tionghoa bernama Apek yang dicetuskan tahun 1617. Saat itu, Apek yang tinggal di pinggir Sungai Musi berpikir memanfaatkan ikan-ikan hasil tangkapan nelayan. Akhirnya, ia pun coba mencampur ikan dengan tepung terigu yang kemudian digoreng dan dijual. Sejak itu, masyarakat menamakan hidangan tersebut sama seperti pembuatnya pek-pek yang kemudian berkembang menjadi pempek.
Bika Ambon dari Medan
Mendengar nama kue manis yang satu ini pasti langsung mengira asalnya dari Pulau Maluku. Ternyata, salah besar. Bika Ambon justru berasal dari daerah Medan, Sumatera Utara. Bila kita berjalan-jalan di daerah Jalan Mojopahit, Medan, kita akan bertemu sekitar 40 toko penjual kue berwarna kuning ini. Konon, nama ‘Ambon’ berasal dari awal tempat produksi kue ini, yakni Jalan Ambon. Kemudian penyebutan ini berlangsung hingga sekarang.
Panada dari Manado
Sekilas, tampilannya tampak seperti pastel isi yang biasa dijual di kantin-kantin sekolah. Tapi, kalau kita menggigit Panada, pasti langsung tahu letak perbedaannya. Kue khas Manado, Sulawesi Utara ini punya tekstur yang menyerupai roti goreng. Isiannya pun berupa daging Ikan Cakalang dengan bumbu Panpis (bumbu pedas khas Manado). Menurut cerita, kue ini berasal dari Bangsa Spanyol dan Portugis yang sempat menjajah bagian timur Indonesia. Kata Panada sendiri berasal dari kata “empanada’ yang berarti isian makanan yang dibungkus roti.
Serabi dari Solo
Serabi yang satu ini beda penampilan dan rasa dengan Serabi Bandung. Serabi asal Solo, Jawa Tengah biasanya lebih tipis dan punya pinggiran yang kering. Santan dalam adonannya pun mendominasi rasa dari kue manis tersebut. Serabi ini nggak memakai saus gula merah atau santan sebagai pelengkapnya.
Salah satu pembuat Serabi Solo legendaris ada di Jalan Notosuman. Perintisnya adalah pasangan Hoo Geng Hok dan Tan Giok Lan yang membuat kue apem sejak 1923. Karena kuenya banyak disukai, mereka pun berinovasi membuat serabi. Sejak saat itu, Serabi Notosuman menjadi incaran turis yang berkunjung ke Solo.
Pempek dari Palembang
Gorengan yang satu ini punya sejarah yang unik. Menurut cerita rakyat, makanan yang terbuat dari ikan dan sagu ini merupakan ide pria keturunan Tionghoa bernama Apek yang dicetuskan tahun 1617. Saat itu, Apek yang tinggal di pinggir Sungai Musi berpikir memanfaatkan ikan-ikan hasil tangkapan nelayan. Akhirnya, ia pun coba mencampur ikan dengan tepung terigu yang kemudian digoreng dan dijual. Sejak itu, masyarakat menamakan hidangan tersebut sama seperti pembuatnya pek-pek yang kemudian berkembang menjadi pempek.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar